Sabtu, 28 Januari 2017

Pengalaman Konferensi Di Jepang I

Ke luar negeri banyak duit? ya kali.
Bagi lo lo yang mahasiswa, pasti tau banget 'untungnya' jadi mahasiswa, lu bisa ikut banyak kegiatan, kayak semacam volunteer, youth community, leader camp, culture camp, conference, internship, etc. etc. Lu gak usah pinter, gak usah jago bahasa inggris, gak usah kaya, cukup lu niat dan rajin. lu pasti bisa!! Contohnya aja gue, gue enggak pinter, IPK gue gak nyentuh 3.5, gue enggak jago bahasa Inggris, TOEFL gue cuma 450, dan gue enggak kaya, gue mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi, tapi gue niat, usaha terus, dan doa jangan lupa. Nah, dari itu semua, gue pernah ikut Conference aja, cuma 3x. Di part ini gue mau nyeritain pas pertama kali gue ikut konferensi.



Gue mau ceritain aja yah pengalaman gue ikut konferensi internasional. Tapi desclaimer dulu nih, ini CUMA menurut sepengalaman gue, dan sependek pemahaman gue. Mohon maaf ya kalo ada yang salah.


Internasional Congress On Chemical. Biological, and Environmental Sciences kepanjangannya, lokasi konferensnya di Kyoto. Gue teripspirasi dari temen gue yang dia ikut kegiatan semacam ini di tahun sebelumnya. Gue heran, kok dia bisa ya?? Jepang loh, luar negeri loh, aaaaaah hebat banget. Gue pikir, kalo dia bisa kenapa gue enggak bisa. Oke lah gue mulai searching dengan kata kunci "International Conference Biology" or something similar like that. Ketemulah website si ICCBES ini. Gue iseng-iseng daftarin abstrak seminar gue (red: seminar itu kayak semacam mini skripsi di Fakultas Bio UGM), which is itu sebenernya proyekan dosen, Gue daftarin atas nama gue dan temen gue si Eping. Setelah gue lupa kalo gue pernah daftar itu, tiba-tiba gue dapet email bahwa abstrak gue lolos dan gue harus registrasi dengan bayar USD400 per author dan ngumpulin full paper dari abstrak yang gue daftarin itu. Speechless, shock, kagak percaya. Udah gitu aja. 

Singkat cerita kami mutusin buat berangkat, dengan segala kepolosan kami tentang luar negeri dan konferensi. Gue lupa, kalo paper yang gue kirimin itu adalah proyekan dosen, gue menghadap dosen tersebut dan udah ketebak ya, gue dimarahin. Gue melanggar kode etik penelitian broh, karena ide, gagasa, sampe biaya penelitian itu adalah hasil dari dosen gue, bukan gue. Akhirnya, setelah diceramahin, beliau minta nama beliau dicantumkan di paper. Ya, dengan sangat senang hati, Bu ^^.
Masalah demi masalah dimulai, karena kami begitu polos, sampe h-1 bulan mulai kami gerak, ngirim proposal ke sana kemari tanpa persiapan matang, yaaaah, kami cuma punya dana dari kalangan internal kampus saja. Dan itu bahkan enggak bisa ngecover harga tiket berangkat. Huuhuu :'(. Tapi, Tuhan Maha Baik, dan Eping serta keluarganya juga baik, dia mau cover dulu biaya kekurangan keberangkatan kami. Terimakasih banyaaaaak. Suatu saat akan aku bayar. Janji.
H-1 minggu tiket PP baru bisa kebeli dan kita baru bisa urus visa. Ingat teman-teman, saat dimana kalian memutuskan untuk ke luar negeri, dengan atau tanpa uang, hidup kalian akan penuh drama. Semacam mencari masalah. Jadi, kuatlah !!

Oya, gue lupa nyeritain, full paper gue terjemahin dibantu temen gue yang dari Sastra Inggris, Tengkiyu juga masbro, udah bantuin. Singkat cerita, kami berangkat Ke Jepang, karena masalah biaya tadi, kita cuman bisa ngikutin hari dimana kita tampil presentasi, dan itu adalah hari terakhir. Alasannya adalah tiket pesawat yang paling murah saat itu hanyalah keberangkatan 1 hari sebelum konferensinya. Pakai maskapai paling murah ke Jepang, Air Asia. Nah, kalo pake pesawat ini, kita harus transit untuk pindah pesawat dari pesawat Boeing ke pesawat airbus di Kuala Lumpur International Airport 2. seneng. karena bisa sekalian nginjek kaki di bandara tetangga. Ada 2 jenis tiket penerbangan sebenarnya, yaitu flythru dan non flythru. Nah, kalo flythru, kita langsung pesen tiket Jakarta-Osaka misalnya, tapi otomatis dikasih 2 tiket karena harus pindah pesawat di KL, tapi kita enggak usah ribet2 ngurus imigrasi dan bagasi, karena di KLIA2 ada jalur khusus untuk transit dengan tiket flythru tanpa melewati imigrasi dan bagasi. Tenang, bagasinya tetep nyampe kok, sudah diurusin sama maskapainya. Kalo non fly thru ya tiketnya beli 2x, Jakarta-KLIA2 dan KLIA2-Osaka. Kita harus check in 2x dan harus lewati imigrasi kalo mau ngambil ngurus bagasi.
  • Hari Pertama
Karena lokasi konferensinya di Kyoto, maka kita naik pesawat tujuan Osaka, dan dari Osaka ada beberapa pilihan menuju Kyoto, karena ini perjalanan pertama kita di luar negeri, kita gak mau ribet, dipilihlah kendaraan Limousine Bus Airport menuju Kyoto, harganya sekitar 500 Yen kayaknya, Lupa gue.
wajah gue pas mendarat di Jepang, kusut!!!

Kita menginap di kawasan Matsugasaki, berjarak sekitar 9 stasiun dari Kyoto station, Awalnya bingung. Gimana caranya kita menuju ke Matsugasaki. Mau tanya orang tapi enggak enak, jalan kakinya kayak yang lagi buru-buru gitu. Takut ganggu. Padahal orang sana emang begitu untuk standar ukuran jalan kaki mereka. 
Kebingungan baca tulisan

Akhirnya, ada juga orang yang kasian dan menuntun kita untuk naik subway menuju matsugasaki, dia juga ngasih tau cara beli tiket. wuiiih. Alhamdulillah sekali rasanya, enggak jadi kayak orang ilang.
mesin tiket otomatis
Tiket subway
Kita menginap di salah satu guesthouse di Matsugasaki yang paling murah se Kyoto waktu itu. Gue enggak ngerti apa itu guest house karena gue cuma taunya losmen doang. Ternyata, guest house itu semacam penginapan, kalo di tempat gue nginep, lo dikasih kamar, dan lo harus sharing bathroom sama yang lain, lo juga sharing kitchen dan peralatan lain. Bebas kayak rumah sendiri, hanya saja kita bagi-bagi wilayah sama penghuni lain. Guest house yang gue tempatin itu kayak semacam rumah tradisionalnya Jepang. Tradisional banget.

Fasilitas meja

Tempat nyimpen baju sama kasur

Muka kusut si Eping


Kasur yang nyaman
Akhirnya kita lapar, dan untuk menghemat, kita udah bekal beras, indomie, dan tek tek bengeknya dari Indo. Tapi, kita berdua enggak tahu caranya make peralatan disini. Bingung, beda. huhuuu
Kompor ala ala


Sharing gelas

Tap water bisa langsung minum (yang putih), bawahnya mah sink biasa
Kita bahkan enggak tahu cara kerja dan fungsi dari benda ini, semacam ricecooker  tapi kok masak nasi ya gak mateng-mateng, apa ini magic com??
????
Akhirnya kita masak pake water heater yang kita bawa dari Indo


Skip,,, skip,,, Hari H presentasi.
Kita disana masuk ke dalam kategori presentasi poster. Dan malam hari sebelum hari presentasi, otak gue dipaksa buat ngehapal apa yang gue mau presentasikan dalam bahasa inggris. Beneran dihapal. Skip skip, hari H tiba. dan kita deg-degan sekali. Kita menuju registrasi dan siap-siap untuk memasang poster. Lalu tiba-tiba, resespsionisnya bilang bahwa seharusnya jadwal kami adalah kemarin, karena ada peubahan jadwal dan diumumkan via email. Sialnya kita enggak ngecek email karena mikirin transportasi dan visa waktu itu. Bingung rasanya. Akhirnya panitianya tetap membolehkan kami mengikuti poster conference bareng sama konferens nya Natural Science, masih ada hubungannya lah. Oke, gue enggak jago bahas inggris, tapi dikala lo ada di lingkungan yang 'memaksa' lo ngomong bahasa inggris, entah kenapa, lo bakalan ikutin feel nya dan bisa ngomong bahasa inggris.
Berfoto di depan poster

Saat menjelaskan pertanyaan
Nah, para delegasi juga bebas mengikuti seluruh konferensi yang digelar di acara tersebut, jadi kita bisa sekalian kepoin presenter-presenter dari berbagai dunia. Waktu itu, kebetulan ada mahasiswa UGM lain yang sedang ikut konferens itu dan kita ikut lihat presentasi hasil publikasinya
Presentasi oral

Alhamdulillah, waktunya makan siang, dan makanannya mewah banget dengan sistemm buffet nya. They provide halal food, tenang.








Hari kedua dan selanjutnya gue ceritain di part lain dah, pegel tangan gue lama-lama. Semoga bermanfaat yak. See you 

2 komentar:

  1. keren nih bisa ke jepang.. pengalaman yang seru pasti bisa ikut konferensi di jepang.

    BalasHapus
  2. mantaf nih bisa ke jepang,, saya juga dulu pernah mau magang k jepang, tapi gagal,

    BalasHapus